My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Rabu, 12 Januari 2011

Bcoz u'Re My SuN

Bcoz u'Re My SuN

Kamu adalah matahari. Sinarmu terus menerangi dan damaikan hati,
kamu memang beda. Coz u’re the Sun.
Seringkali badanku menghadap sang matahari.
Menatapnya dengan senyum yang selalu tersungging....

Beberapa bunga mungkin menderita saat tubuhnya refleks ke arah matahari.
Tapi aku berbeda dengan mereka. Coz i’m sun flower.
Aku menikmati tiap detik dan tiap momen saat-saat dimana aku merasakan hangatnya
tatapan mesra sang matahari.

Bahkan setiap hari dengan tulus mencurahkan sinarnya padaku,
bagaimana rasanya saat ia membelai lembut daun-daunku,
memeluk tangkaiku dengan kehangatannya.
Hanya untukku....

Menatap matahari yang tersenyum ceria dari kejauhan sungguh menyiksa.
Karena sangat sulit menahan diri untuk tidak memeluknya.
Tapi bagaimanapun aku berusaha mengaguminya, aku tetap merasa dia begitu jauh.
”Aku suka dia” gumamku tanpa sadar.
”Aku terlanjur mencintainya” aku mendesah lirih
”Ech....suka sama siapa?
Kamu suka sama kumbang yang sudah sekian lama mencumbuimu?” tanya bunga-bunga terdekatku...
diam sebentar lalu mulai tertawa. Kali ini tawanya terdengar lebih nyaring dan aneh dari biasa.
Aku dapat mencium hembusan rasa kasihan dalam tawanya.
”Jangan gila! Matahari itu beda banget sama kamu, se jagad raya ini mengenalnya! Sedangkan kamu??
Lagian apa mungkin langit biru nan luas itu rela melepas
mataharinya untukmu!” kata-katanya tepat menohok ke jantungku.
”Kita ini bunga matahari. Hanya bisa memandanginya, karena itu sudah jadi takdir kita!
Lagian kan matahari itu pasangannya rembulan!”

Rembulan??? Aku termenung.

Malam telah larut, aku belum juga tidur.
Bayang-bayang rembulan sungguh pekat mengganggu pikiranku.
Baru kali ini aku melihat rembulan tertutup awan hitam. Subhanallah! Cantiknya!
Aku termenung, sambil menahan tangis.
Diakah rembulan yang layak bersanding dengan matahari?
Diakah yang begitu cantiknya bagi matahari???

Aku tertawa terbahak-bahak dan terus tertawa.
Aku terus saja tertawa sambil menangis membiarkan tiap butiran kristal ini jatuh.
Menertawakan seberapa pantaskah aku bersanding dengan matahari??
Berani-beraninya aku berharap matahari akan memberikan sinarnya yang hangat untukku.
”untuk sekuntum bunga matahari,
yang mungkin tidak ada artinya jika dibandingkan dengan rembulan” batinku.

Sejak pembicaraan itu aku selalu murung. Beberapa hari ini akupun sangat bimbang.
”yach... inilah takdir... Matahari hanya bisa dipandangi dari kejauhan...
dan bunga matahari?? Bodohnya si bunga matahari ini...
Cuma bisa membuat matahari semakin menjauh....”
”tapi bagaimanapun aku berusaha.
Tangkaiku yang pendek ini gak akan sampai padanya, karena dia begitu jauh” keluhku
”bunga matahari bisa koq mendekat ke Matahari, sayangnya dia terlalu minder!
Mau tau gak kenapa jarak matahari begitu jauh dari bunga matahari!” cetusku dalam hati
”karena cahaya matahari bisa membakar sang bunga bila mereka terlalu dekat” jawabku sendiri....



Ach... apa yang sedang aku pikirkan...
kenapa Kamu harus menjadi obsesiku?
Sementara aku harus tenggelam dengan segala pernak-pernik
kebimbangan yang memenuhi relung hatiku...

Aku akan menyudahi masa penantian ini...
aku tak ingin senyum ini hilang...
dan pada akhirnya aku hanya bisa bergumam lirih
dibalik bias asa yang selalu saja tegar ku jaga,
”Apakah aku bisa memilikimu?”

Rasanya ada sesuatu yang hilang dari sisiku,
sesuatu yang sangat berharga... senyum manismu...
Kamu telah menjadi bagian dari hari-hariku,
bagian dari perjalananku dalam menyusuri titian hari.

Biar saja tangan Tuhan yang menentukan,
siapa yang akan duduk di singgasana cintamu...
yah karena hanya itu asa yang terus ku jaga untukmu...
karena kamulah masa depanku...
itupun jika kamu mau berbagi dengan ku

0 komentar:

Posting Komentar